Hallo guys, dah lama sekali tidak mengudara. Hehehe. Maklum, beberapa waktu lalu aku kesulitan membuka blogku ini. Koneksi yang lemot ditambah lagi aktifitas yang agak padat. Nah, aku lupa, terakhir sampai dimana yah?? kalo gak salah lagi ngomongin ringkasan bukunya John Gray yah. Yuk mari dilanjutin yak.
Bab 8: Discovering Our Different Emotional Needs
Pria
dan wanita perlu mengingat bahwa kebutuhan emosional dari lawan jenis tidak
sama dengan diri mereka sendiri. Memberikan pasangan kita tipe kebutuhan
emosional yang salah tidak akan sangat dihargai.
Jauh
didalam diri seorang pria adalah ksatria dengan baju baja yang bersinar mencari
seorang gadis yang dalam kesulitan yang mencintainya, dan melimpahinya dengan
kepercayaan, penerimaan, apresiasi, kekaguman, persetujuan dan dorongan.
Jauh
di dalam setiap wanita adalah gadis dalam kesulitan mencari ksatria berbaju
baja yang akan mencintainya, dan melimpahinya dengan perhatian, pengertian,
rasa hormat, pengabdian, pembenaran, dan jaminan.
Pria
harus mendengarkan dengan penuh perhatian kepada perempuan untuk memahami
kebutuhan mereka, menghindari marah atau defensif, perempuan harus memiliki keyakinan
dalam kemampuan pria dan berusaha yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan mereka,
menghindari mencoba untuk mengubah atau mengendalikan mereka.
Bab 9: Cara Menghindari Argumen
Komunikasi antara pasangan
harus penuh kasih dan hormat, sebaliknya perang mulut sangat merusak keadaan. Seringkali
tidak begitu banyak bicara menyebabkan keributan, tetapi intonasi dan bahasa
tubuh yang diperlihatkan.
Argumen berkembang pada pria
yang gagal untuk memberikan perhatian yang cukup kepada perasaan perempuan, dan
perempuan yang menjadi kritis sehinga mencela pria. Salah satunya bisa menjadi
pemicu, karena seorang pria yang tidak perhatian dapat menyebabkan seorang
wanita marah dan mengekspresikan ketidaksetujuan, dan ketidaksetujuan wanita
dapat menyebabkan seorang pria menjadi defensif dan berhenti mendengarkan
bagaimana perasaannya.
Ketika pria melakukan kesalahan
mereka menjadi frustrasi dan marah, dan sebaiknya dibiarkan saja sampai mereka
tenang. Pria menganggap permintaan maaf menjadi pengakuan bersalah, perempuan
melihat permintaan maaf sebagai ungkapan kasih sayang. Perbedaan persepsi inilah
yang membuat mengapa pria umumnya lebih banyak tidak bersedia untuk meminta
maaf daripada wanita.
Ketika terlibat dalam sebuah
argumen, pria menggunakan kata-kata yang kuat dan agresif untuk memastikan
bahwa mereka memenangkan argumen, dan perempuan sering dipaksa untuk mundur
dalam menghadapi lawan yang benar-benar tangguh dan keras kepala. Pria kemudian
merasa bahwa mereka telah memenangkan argumen, tapi itu adalah kemenangan hampa
karena pasangan mereka tidak berubah pandangan mereka, tetapi hanya membiarkan mereka
untuk menghindari konflik yang terus meningkat. Kadang-kadang orang lebih suka
untuk menghindari argumen bukannya terlibat di dalamnya. Pria cenderung untuk
melakukannya dengan menarik diri dalam diri mereka sendiri dan menolak untuk
bicara, perempuan sering hanya berpura-pura bahwa perselisihan telah dilupakan.
Untuk menghentikan komunikasi yang
memburuk menjadi perdebatan, pria harus berusaha untuk mendengarkan tanpa
bersikap defensif, dan perempuan harus mencoba untuk mengungkapkan perasaan
mereka tanpa mengkritik pasangan mereka.
To be continued lagi yak, hehehe